Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Enam warisan budaya Jepara lolos sidang WBTb Indonesia 2025
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-07 03:13:36【Sehat】141 orang sudah membaca
PerkenalanSidang pengumuman WBTb dari Kementerian Kebudayaan Direktorat Jendral Perlindungan Kebudayaan dan Tr

Jepara (ANTARA) - Sebanyak enam warisan budaya di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai warisan budaya ngak benda (WBTb) Indonesia tahun 2025.
"Setelah sidang WBTb, enam warisan budaya yang diusulkan Kabupaten Jepara lolos, yakni Batik Jepara, Baratan Kalinyamatan, Horog-horog, Memeden Gadhu, Pindang Serani, dan Ukir Kaligrafi Jepara," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara Ali Hidayat di Jepara, Sabtu.
Ia mengungkapkan pengumuman tersebut disampaikan tim ahli WBTb dari Kementerian Kebudayaan Direktorat Jendral Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Direktorat Warisan Budaya Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, melalui zoom meetingpada Jumat (10/10) dari Jakarta.
Baca juga: Lestari: Bosnia-Herzegovina bantu ajukan seni ukir Jepara WBTB UNESCO
Ali Hidayat mengucapkan terima kasih kepada tim Bidang Kebudayaan dan masyarakat pendukung warisan budaya yang diusulkan.
"Tentu ini adalah kerja keras bersama. Alhamdulillah ada hasilnya," ujarnya.
Dari masing-masing warisan budaya yang diusulkan tentu saja mempunyai karakter, kekuatan, dan keistimewaan masing-masing.
Batik Jepara misalnya, pantas dan layak mendapat penghargaan WBTb, karena merupakan salah satu peninggalan R.A Kartini saat tinggal di Jepara.
"Kartini mengajarkan putri-putri Jepara untuk membatik di serambi belakang pendopo," ujarnya.
Kemudian, ada pindang serani yang merupakan makanan para nelayan Jepara, yang sudah menjadi makanan khas di Kota Ukir hingga sekarang.
Begitu juga horog-horog merupakan salah satu makanan pengganti beras di masa pendudukan Jepang. Hingga sekarang horog-horog disajikan untuk menyambut tamu-tamu penting di Pendopo Kabupaten Jepara.
Baratan Kalinyamatan merupakan tradisi peninggalan Ratu Kalinyamat hingga sekarang. Begitu juga tradisi para petani di Jepara, yang dikenal Memeden Gadhu.
Menurut dia, hal ini bukan perkara yang mudah, karena membutuhkan proses yang cukup panjang serta keseriusan dari pemerintah.
Baca juga: Seni Ukir Jepara diperjuangkan mendapat pengakuan UNESCO
Baca juga: Perajin Jepara cengak rekor bikin kain tenun troso
"Pemerintah melalui Disparbud Jepara telah berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya lokal Jepara," ujarnya.
Penetapan WBTb diharapkan mampu memperkuat identitas Jepara sebagai daerah dengan khazanah tradisi dan seninya yang beragam.
Jika enam warisan ini ditetapkan sebagai warisan budaya ngak benda, sengaknya Jepara sudah mempunyai 15 WBTb.
Diawali Seni Ukir di tahun (2015) . Lomban, Perang Obor dan Jembul Tulakan di tahu (2020), Tenun Troso (2022), Kentrung dan Emprak (2023), Macan Kurung dan Barikan (2024). Serta enam Warisan budaya di tahun 2025.
Suka(29475)
Artikel Terkait
- BKKBN Babel
- Segera Hadir, Terobosan Pengukuran Warna: HunterLab Agera L2
- Wakapolri soroti pentingnya inovasi menu selera anak di SPPG Polri
- Solar subsidi denyutkan nadi nelayan Indramayu untuk menjemput rezeki
- Cegah keracunan MBG, Pemkot Bontang perketat pengawasan izin SLHS
- Harga emas UBS
- BGN: Baru10 SPPG di Lebak memiliki SLHS, ditunggu akhir November
- Ribuan ton bantuan terkumpul dari perlintasan Gaza sejak 10 Oktober
- BGN: Keamanan pangan jadi kunci sukses Program Makan Bergizi Gratis
- Ketua PWI Pusat ingatkan wartawan terapkan kode etik dalam pemberitaan
Resep Populer
Rekomendasi

BRIN temukan penggunaan "test kit" kurang sesuai dalam kegiatan MBG

Program MBG Lampung telah jangkau 86 persen penerima manfaat

Di hadapan Presiden Lee, Prabowo cerita Indonesia gandrungi K

Wamentan: Program MBG tingkatkan gizi anak dan gerakkan ekonomi desa

Hari pangan dunia untuk Asta Cita

Ros BLACKPINK makan nasi goreng sebelum tampil solo

8 ragam kuliner khas Halloween dari berbagai negara dan tradisinya

Tragedi di kuil India selatan: 9 tewas dalam kerumunan padat massa